4 Langkah Proofreading

Jumat, 7 Mei 2021 adalah hari kelimabelasku mengikuti pelatihan belajar menulis yang diselengarakan oleh Komunitas Sejuta Guru Ngeblog - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Narasumber hebat yang memberi materi kali ini adalah seorang Susanto, S. Pd. Beliau akrab disapa dengan Pak D yang merupakan  alumni belajar menulis gelombang 15. Profesi beliau adalah seorang guru di SDN Mardiharjo di Kab.Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan.

Materi hari ini yang akan disampaikan oleh Bapak Susanto,S.Pd adalah dengan tema Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

Dengan kerendahan hati beliau mengatakan bahwa pada kesempatan kali ini kita mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk sama-sama belajar supaya tulisan yang kita buat di blog atau buku yang akan diterbitkan akan semakin enak dibaca dan para pembaca yang menikmati tulisan kita akan merasa nyaman.

Yang akan diuraikan pada materi ini adalah tentang apa itu proofreading, apa kaitannya antara proofreading dengan editing, langkah-langkah apa yang dilakukan dalam proofreading, dan tips dalam melakukan proffreading sebelum tulisan kita unggah di blog atau diterbitkan. 

Pengertian Proofreading

Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan. Memeriksa dan memperbaiki kesalahan ejaan dan tanda baca kecil, kesalahan ketik, masalah penformatan, dan inkonsistensi adalah aktifitas proofreading sebelum tulisan dipublikasikan. Atau disebut juga uji coba dengan membaca ulang sebuah tulisan dengan tujuan memeriksa kesalahan dalam teks tersebut. Jadi proofreading adalah kegiatan akhir setelah tulisan selesai. Oleh karena itu, proofreading sangat penting. Profreading lebih baik kita lakukan sendiri daripada menyewa" proofreader.

Perbedaan Proofreading dengan Editing

Mengedit dan mengoreksi adalah langkah berbeda dalam proses merevisi teks. Pengeditan dapat melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa, tetapi proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi. Contoh mengedit misalnya ada sebuah tulisan yang masih "kacau" dari segi struktur, karena kalimatnya berupa kalimat majemuk yang terdiri dari banyak sekali kalimat tunggal, biasanya akan dilakukan proses editing.

Ada 4 langkah dalam melakukan pengeditan dan proofreading menurut "penerbitdeepublish"

  1. Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian adalah langkah pertama.
  2. Merevisi penggunaan bahasa untuk mengomunikasikan cerita, ide, atau argumen seefektif mungkin. Ini mungkin melibatkan perubahan kata, frasa dan kalimat serta penyusunan ulang paragraf untuk meningkatkan aliran teks. Adalah langkah kedua.
  3. Memoles kalimat individual untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Salinan dari editor tidak mengubah konten teks, tetapi jika kalimat atau paragraf ambigu atau canggung, mereka dapat bekerja dengan penulis untuk memperbaikinya.. Ini adalah langkah ketiga
  4. Proofreading. Ini adalah langkah keempat yang merupakan aktivitas terakhir, antara lain mengecek ejaan yang merujuk ke KBBI, walaupun ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit. Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI. Yang harus diperhatikan lagi adalah konsistensi nama dan ketentuan juga perhatikan judul bab dan penomorannya
Tips proofreading yang dapat kita lakukan sebenarnya adalah memposisikan kita sebagai seorang “pembaca” dan menilai apakah karya tulis kita sudah bisa dimengerti atau justru berbelit-belit. Buatlah kalimat yang pendek karena akan mudah dipahami oleh pembaca.  Harapannya, setelah melewati tahapan proofreading, karya kita bisa lebih mudah dipahami pembaca.

Contoh kesalahan kecil yang tidak perlu dilakukan oleh penulis antara lain typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. Kesalahan kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya.
 
Aturan ejaan lainnya yang ada dalam PUEBI wajib kita pahami. Meskipun tulisan kita akan dipublikasikan di blog yang tidak mensyaratkan bahasa yang baku (kan suka-suka penulisnya) tetapi minimal wajib tahu dan menerapkan aturan-aturan yang dicontohkan. 

Ada nasihat dari para pakar menulis, yakni: "tulis saja jangan perdulikan teknis. Salah nggak papa mumpung ide masih mengalir. Jika sudah selesai, barulah kita lakukan editing".



Jumat, 7 Mei 2021

Resume ke-15

Tema: Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

Narasumber : Susanto, S. Pd

Gelombang : 18



Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Mohon maaf, salah berkomentar. Terima kasih sudah menuliskan resume materinya.

    BalasHapus
  3. Mantap resumenya bu. Cepat pula.

    BalasHapus
  4. Keren bun. Selalu semangat ya. Mudah2an resumenya jadi buku ya.

    BalasHapus
  5. Super cepat mempublikasikan resumenya♥♥

    BalasHapus
  6. keren bu ..singkat, padat dan jelas...😊👍

    BalasHapus
  7. Lima pertemuan lagi sdh jadi buku...semangat bu 💪💪💪

    BalasHapus
  8. Panjang, lebar cukup mengenyangkan.
    Siippp, tetap bersemangat.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Kiat Menulis Cerita Fiksi

Teknik Jitu Memasarkan Buku

Tips Mengembangkan Tulisan Non Fiksi