13 Langkah Menulis Buku Nonfiksi

Jumat, 21 Mei 2021 adalah hari keenambelasku mengikuti pelatihan belajar menulis yang diselengarakan oleh Komunitas Sejuta Guru Ngeblog - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).  Narasumber hebat yang memberi materi kali ini adalah seorang Musiin, M. Pd atu biasa disapa Bu Iin, lahir di kota Tahu Takwa Kediri dan merupakan seorang guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Tarokan Kediri sejak tahun 1998Beliau juga salah satu peserta menulis gelombang 8 yang bukunya sukses menembus penerbit mayor PT Andi yang berkolaborasi dengan Prof.  R. Eko Indrajit berjudul Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi.

Ibu Iin memiliki alasan ingin menjadi penulis yaitu, mewariskan ilmu lewat buku, ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline, mengembangkan profesi sebagai seorang guru. Berikut adalah kutipan terkenal dari Imam  Ghazali dan Pramoedya Ananta Toer yang juga menjadi penguat mengapa Bu Iin ingin menjadi penulis.

Jika kau bukan anak raja atau anak ulama besar maka menulislah "Imam  Ghazali"

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis ia akan hilang di dalam masyarakat. Menulis adalah kerja untuk keabadian "Pramoedya Ananta Toer"

 

Materi hari ini yang akan disampaikan oleh Ibu Musiin, M. Pd adalah dengan tema Konsep Buku Nonfiksi.

Ada dua jenis tulisan atau buku, yaitu buku fiksi dan buku nonfiksi. Keduanya memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Buku fiksi adalah buku cerita yang bersifat imajinatif, ide cerita beasal dari khayalan atau imajinasi penulis yang tidak perlu dipertanggungjawabkan isi ceritanya. Sedangkan buku non fiksi adalah buku tentang kejadian sebenarnya yang bersifat informatif, yang membutuhkan pengamatan dan data sehingga dapat dipertanggungjawabkan isinya.

Dalam pembahasan buku nonfiksi yang disampaikan oleh narasumber bahwa ada 3 pola buku nonfiksi yakni:

  1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit). Contoh: Buku Pelajaran
  2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.Contoh: Buku Panduan
  3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)

Berikut adalah 13 langkah menulis buku nonfiksi

  1. Menentukan tema. Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema yang dapat dijadikan buku nonfiksi antara lain adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.
  2. Menemukan ide. Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, berita di media massa, status, Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram, imajinasi, mengamati lingkungan, perenungan, atau membaca buku
  3. Merencanakan jenis tulisan. Jenis tulisan nonfiksi yang bisa dipilih adalah ensiklopedi, jurnal, biografi, buku pelajaran dan sebagainya
  4. Mengumpulkan bahan tulisan. Referensi berasal dari data dan fakta yang dapat diperoleh dari literasi di internet misalnya Referensi terdiri dari pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal; keterampi lan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal; pengalaman yang diperoleh sejak bal i ta hingga saat ini; penemuan yang telah didapatkan; pemikiran yang telah direnungkan
  5. Bertukar pikiran. Bertukar pikiran dengan orang lain dalam menulis buku memiliki manfaat memberikan peluang jalan keluar atau solusi yang lebih baik dan menambah inspirasi,
  6. Menyusun daftar
  7. Meriset. Melakuka penelitian untuk mendapatkan data yang dapat dipertanggungjawabkan adalah hal yang harus dilakukan dalam menulis buku nonfiksi
  8. Membuat Mind Mapping atau pemetaan pemikiran
  9. Menyusun kerangka. Kerangka adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan. 
  10. Menyusun anatomi buku Anatomi buku berhubungan dengan struktur dan organisasi buku, dengan kata lain anatomi buku adalah bagian-bagian dari buku.
  11. Menulis draf. Draf dituangkan dalam konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas dan tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan
  12. Merevisi Draf. Sistematika/struktur tulisan dan penyajian juga gambaran besar dari naskah perlu direvisi supaya tidak terjadi kesalahan konsep.
  13. Menyunting naskah yang sesuai dengan KBBI dan PUEBI adalah langkah terakhir dalam menulis atau sering disebut dengan proofreading dan editing. Pembahasan lebih lengkap tentang proofreading bisa di lihat di https://keysdela.blogspot.com/2021/05/4-langkah-proofreading.html
Contoh kerangka tulisan

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

A. Pembagian Generasi Pengguna Internet

B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial

A. Media Sosial

B. UU ITE

C. Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital

A. Pengertian

B. Elemen

C. Pengembangan

D. Kerangka Literasi Digital

E. Level Kompetensi Literasi Digital

F. Manfaat

G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi

H. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

A. Keluarga

B. Sekolah

C. Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62

A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia

B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia

C. Membangun Digital Mindset Warganet +62

Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, kita dapat mengikuti nasehat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw dengan mengikuti langkah beliau, tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis. 

Contoh Anotomi Buku

1. Halaman Judul

2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3. Halaman Daftar Isi

4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5. Halaman Prakata

6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

7. Bagian /Bab

8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9. Halaman Glosarium

10. Halaman Daftar Pustaka

11. Halaman Indeks

12. Halaman Tentang Penulis


Setiap penulis pasti memiliki hambatan khusunya penulis pemula yang belum berpengalaman dalam menuangkan ide atau gagasan ke dalam bentuk tulisan. Hambatan-hambatan dalam menulis antara lain

  1. Hambatan waktu
  2. Hambatan kreativitas
  3. Hambatan teknis
  4. Hambatan tujuan
  5. Hambatan psikologis

Tetapi jangan khawatir karena setiap hambatan pasti ada solusinya. Bagaimana cara mengatasinya? Berikut cara mengatasi hambatan yang sering dihadapi penulis

  1. Banyak membaca
  2. Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber
  3. Disiplin menulis setiap hari
  4. Menemukan mood booster. Contohnya pergi ke pasar dan memasak, ini menjadi mood booster untuk menulis yang memiliki hobi memasak
Semoga setelah mengetahui langkah-langkah menulis buku nonfiksi kita akan termotivasi untuk memulai menulis naskah buku nonfiksi. Musuh besar perubahan adalah diri sendiri. Jangan biarkan hal-hal hebat yang ada pada diri kita akan berlalu begitu saja tanpa bisa diambil oleh anak cucu kita. Keluarkan potensi hebat kita wujudkan dalam sebuah buku,

Jumat,21 Mei 2021

Resume ke-16

Tema: Konsep Buku Nonfiksi

Narasumber : Musiin, M. Pd

Gelombang : 18



Komentar

  1. 13 langkah buku nonfiksi yang keren. Semangatt terus yaa

    BalasHapus
  2. Wow, lengkap sekali, mantab bu 👍👍

    BalasHapus
  3. Terima kasih sudah mengerjakan tugasnya dengan baik

    BalasHapus
  4. Tulisannya mengalir seperti air. Tetap semangat, Bu!

    BalasHapus
  5. Luar biasa tulisannya bunda. Resumenya sudah siap dibukukan

    BalasHapus
  6. Pemaparan tentang Langkah menulis buku nonfiksi Sangat membantu mengurangi hambatan dalam menulis, semoga akan banyak buku2 yg terbit di esok hari 💪💪

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Kiat Menulis Cerita Fiksi

Teknik Jitu Memasarkan Buku

Tips Mengembangkan Tulisan Non Fiksi