5 Langkah Menerbitkan Buku di Penerbit Mayor

Jumat, 30 April 2021 adalah hari keduabelasku mengikuti pelatihan belajar menulis yang diselengarakan oleh Komunitas Sejuta Guru Ngeblog - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Narasumber hebat yang memberi materi kali ini adalah seorang Joko Irawan Mumpuni. Beliau merupakan Direktur Penerbit ANDI, Ketua I, IKAPI DIY , Penulis buku, bersertifikat BNSP dan merupakan Assesor BNSP.

Tema yang disampaikan pada pertemuan kali ini oleh Bapak oko Irawan Mumpuni adalah Penerbit Mayor. Penerbit mayor adalah penerbit yang dimiliki oleh perusahaan besar. Hasil cetakan penerbit mayor sudah pasti tersebar di banyak daerah. 

Seorang penulis yang telah selesai membuat naskah buku pasti membutuhkan penerbit yang dapat menerbitkan buku untuk kebutuhan tetentu. Karena hal itulah penting  bagi para penulis untuk menulis buku yang dapat diterima oleh penerbit karena seorang penulis akan setengah sia-sia jika tidak dapat menerbitkan buku di penebit mayor. Penerbit mayor memiliki beberapa kelebihan antara lain:

a.  Perusahaan penerbit berskala besar

b. Memiliki banyak cabang outlet/toko buku yang tersebar di berbagai daerah. Di Pendidikan Tinggi, mensyaratkan untuk mendapatkan nilai angka kredit nasional harus diterbitkan di penerbit skala nasional (minimal 3 propinsi kantor pemasaran. Maka dalam hal ini penerbit mayor sangat dibutuhkan.

c. Skala mencetak buku bisa mencapai 1000-2000 eksemplar atau lebih

d. Memiliki sistem marketing bagi hasil/royalty dan MoU kerjasama antara penulis dan penerbit dengan margin yang besar

e. Biaya penerbitan ditanggung oleh penerbit

f. Penulis tidak perlu menjual sendiri bukunya  

Penulis yang dapat menerbitkan buku melalui penerbit mayor adalah suatu kesuksesan seorang penulis. karena buku yang dapat diterbitkan oleh penerbit mayor memiliki banyak persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang penulis dan masuk dalam kategori buku supaya buku tersebut laku di pasar.

Kategori buku yang beredar di pasar sangat luas sekali yang dapat digambarkan seperti diagram menyerupai sirip ikan seperti gambar di bawah ini.


Gambar Produk Buku di Pasar

Produk buku di pasar terdiri dari dua bagian yaitu bagian bawah dan bagian atas. Bagian  atas adalah kelompok buku teks adalah bagian bawah adalah kelompok buku non teks. Buku teks dibagi menjadi buku pelajaran (bupel) dan buku perguruan tinggi (buku pert). Buku pelajaran tentunya di tulis sesuai dengan jenjang pendidikan sekolah. Sedangkan buku non teks terdiri dari buku fiksi dan non fiksi.

Buku yang diterbitkan oleh penerbit mayor adalah buku yang ditulis oleh pribadi, ditulis oleh beberapa orang atau buku antologi, dan ditulis atas kerjasama beberapa lembaga.

Sebelum memahami lebih lanjut tentang bagaimana menulis buku yang dapat diterima oleh penertbit maka perhatikan gambar di bawah ini. 


Sebenarnya kita berada pada level mana sih?

a. I won't do it. Saya tidak mau menulis. Tetapi bagi para pembaca dan juga peserta pelatihan menulis pasti memiliki keinginan untuk menulis.

b. I can't do it. Saya tidak dapat menulis. Pernyataan tersebut adalah bohong. Apalagi jika kita adalah seorang guru pasti pernah dan bisa menulis. Sebelum menjadi seorang sarjana diwajibkan untuk menulis skripsi sebagai syarat kelulusan. Saat mengajar saat itu juga menulis. Jadi tidak ada guru yang tidak bisa menulis

c. I want to do it. Saya ingin menulis. Keinginan atau niat yang ada di dalam hati untuk menulis pasti ada bagi sebagian orang

d, How do I do it.  Bagaimana caranya menulis. Proses belajar menulis akan akan menambah ilmu dan wawasan bagaimana cara menulis.

e. I' ll try to do it. Berlatih menulis secara terus menerus adalah salah satu cara untuk dapat menulis.

f. I can do it. Saya dapat menulis

g. I will do it. Saya akan menulis

h. I did it. Saya telah menulis, level inilah yang harus kita capai untuk mendapatkan sebuah makhota sebagai penulis yaitu buku yang dapat diterbitkan oleh penerbit mayor.

Penerbit mayor adalah dunia bisnis penerbitan yang semata berujung untuk mencari keuntungan, dan terbesit idealisme di dalamnya, yang tentunya setiap penerbit mempunyai visi dan misi yang berbeda-beda. Oleh karena itu tidak mungkin penerbit mayor menerbitkan buku yang tidak dinyakini akan laku di pasaran jika buku tidak laku maka yang menanggung kerugian adalah penerbit sedangkan penulis tidak akan menanggung kerugian tetapi dari sisi penerimaan royalty tentu berkurang, maka kirimlah naskah buku ke penerbit mayor yang sekiranya laku di pasaran. 

Berikut adalah 5 langkah penerbitkan naskah menjadi buku di penerbit mayor


Gambar: Proses Naskah menjadi Buku

1. Memilih Penerbit
Sebelum menentukan penerbit yang akan menerbitkan naskah buku menjadi buku., pilihlah penerbit yang baik yang memiliki visi dan misi yang jelas, memiliki bisnis core lini produk, berpengalaman, jaringan pemasaran yang luas, memiliki percetakan sendiri, berani mencetak buku dalam jumlah banyak, jujur dalam pembayaran royalty.
 
2. Mengirim naskah buku
Jika kita sudah berada pada level I will do it  maka yang harus kita lakukan adalah membuat naskah buku dengan ide yang sesuai keinginan, kebutuhan, dan sekiranya laku di pasaran. Naskah buku yang telah jadi dikirim ke penerbit untuk dilakukan penilaian bukan hanya keilmuannya atau isinya yang akan dinilai tetapi lebih condong pada satu pertanyaan yaitu apakah nanti setelah buku diterbitkan laku di pasaran sehingga dapat menguntungkan penerbit. 

3. Menandatangani surat pejanjian
Jika naskah buku di terima maka pihak penerbit akan mengirimkan surat pemberitahuan bahwa naskah buku tersebut akan diterbitkan. Di dalam surat pemberitahuan juga disertakan surat perjanjian yang harus ditanda tangangi oleh penulis. 

4. Mengirim Sotfcopy 
Softcopy yang telah diterima penerbit diedit oleh editor. Penerbit tidak pernah menolak naskah buku dengan alasan editorial karena penerbit memiliki editor yang berpangalaman dibidangnya untuk menyempurnakan naskah. Setting dan desain cover yang mengerjakan adalah penerbit kemudaian dicetak sebuah buku yang menyerupai aslinya yang akan dicetak dan di kirim ke penulis untuk proses proof penulis. 

5. Proof Penulis
Penulis mengoreksi kembali dalam bentuk buku yang menyerupai buku asli supaya terhindar dari kesalahan yang fatal. Penulis bisa mengirim kembali buku tersebut jika ada kesalahan yang fatal yang dapat menyebabkan keluar dari konteks yang ada, , tetapi jika tidak ada koreksi dari penulis maka penerbit akan mengoreksi secara komputer dan secara manual. Proses selanjutnya adalah pencetakan mulai dari cetak film, cetak isi, cetak cover, penjilidan, dan wrapping. Proses terakhirr adalah distribusi buku ke outlet-outlet yang berada di beberapa daerah.

Jika langkah-langkah dalam penerbitkan buku di penerbit mayor berjalan dengan lancar maka banyak keuntungan yang bisa diperoleh penulis antara lain meningkatkan finansial dan karir, memiliki kepuasan batin karena buku yang kita tulis akan dikenang sepanjang masa, dan meningkatkan reputasi.

Jumat, 30 April 2021

Resume ke-12

Tema: Penerbit Mayor

Narasumber : Joko Irawan Mumpuni

Gelombang : 18



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Kiat Menulis Cerita Fiksi

Teknik Jitu Memasarkan Buku

Tips Mengembangkan Tulisan Non Fiksi